Wayang Beber Warisan Budaya Yang Langka

Wayang Beber adalah seni wayang yang muncul dan berkembang di Jawa pada masa Islam. Dinamakan Wayang Beber karena berupa lembaran (Beberan) yang dibentuk menjadi tokoh tokoh dalam cerita wayang.

Kesenian ini awalnya digunakan para Wali untuk melakukan dakwah. Bahkan Wayang Beber asli sampai saat ini masih dapat dilihat dan terjaga keasliannya, tersimpan apik di desa Gedompol, Donorojo Pacitan.

Tri Hartanto, Dalang Wayang Beber yang merupakan cucu dari Mangun (pemilik wayang beber asli) mengaku Wayang beber ini dipegang orang yang secara turun temurun dipercaya untuk memeliharanya. “Ini merupakan sebuah amanat luhur yang harus dipelihara,” ungkapnya.

Saat ini, Wayang beber hanya dipentaskan untuk upacara ruwatan atau nadzar saja. Lama pementasan sekitar satu setengah jam dan
Dilaksanakan siang atau malam hari.

Setiap pagelaran harus ada sesaji yang terdiri dari kembang boreh, ketan ditumbuk halus (jadah), tumpeng dan panggang ayam, ayam hidup, jajan pasar dan tempat pembakaran kemenyan. Untuk acara ruwatan ini ditambah sesaji berupa kuwali, kendil dan kain putih, yang semuanya harus baru.

Wayang ini telah mendapat pengakuan dari pemerintah yaitu ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTB) pada tahun 2015. Sehingga warisan budaya ini harus mendapat perhatian pemerintah demi kelestarian dan perkembangannya.(Dindikpacitan/DiskominfoPacitan).

TAGS

CATEGORIES

Berita

7 Responses

  1. I am often to blogging and i really appreciate your content. The article has really peaks my interest. I am going to bookmark your site and keep checking for new information.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *